Pages

Come and be with me

20101224

Politik dan goreng pisang .....

Dicoret oleh; Nurain Shukree at 3:22 pm 0 komen dari pembaca
Politik oh politik...

Memandangkan hari ini jumaat, hari terkahir dalam minggu yang agak akhir di hujung DIsember 2010... dengan keadaan dunia yang terus bergolak oleh kerana tangan-tangan manusia yang bobrok ini....
maka aku terlihat bukti nyata yang diperlihatkan kepada dunia...

hal yang utama adalah tentang perangai manusia.. yang sentiasa ingin dilihat terkehadapan.. tidak kira baik atau pun jahat.. asal saja namanya menjadi sebutan.
Ini lah dunia hari ini yang gemar sangat diprovok..

haha...

sudah la begitu... lidah yang tajam itu juga.. sering gemar memutar belitkan fakta di media2.. di koran, di majalah...

Bukan itu saja, dengan manusia-manusia bejat yang ingin kaya dalam memusnahkan kebedaban dunia masyarakat ini... dimasukkan apa saja yang asal bisa menguntungkan kantungnya sendiri. Sikap tamak yang bermaharajalela....

Disana dicanang kebaikan, ditutup segala keburukan... tetapi masih ada yang keras hatinya.. dan semakin kotor dan gelap.. berjalan segak melihat dunia yang semakin kelam.. asal saja namanya dikenang...

antara kawan dan lawan.. itu hanyalah permainan dunia. sengaja dikotorkan pandangan2 itu, sehingga tidak mampu lagi untuk dibezakan yang mana baik dan mana yang buruk.

Hilang akal kah kita? Ya, mungkin..

Ramai si gila di alam maya ini... semuanya gilakan sesuatu.. bukan sengaja dan bukan tidak sengaja..

Solusinya untuk semua ini.. sentiasa rajin untuk belajar, mengkaji dan bukan hanya menjadi pendengar, memerhati dan membuat analisis. dan bukan copy and paste.
Dalam dunia ini, tidak pernah ada perkara yang mudah untuk digapai. Indahnya diri itu dan dipandang diri itu, bukan kerana ilmunya yang hanya tinggi tetapi penghayatan ilmu itu digunakan sebaik-baiknya dalam melestarikan alam maya pada ini.

Salam.

20101217

Mengapa Kau Sakiti Ibu seperti ini, Nak..?

Dicoret oleh; Nurain Shukree at 9:18 am 0 komen dari pembaca
Dicapai daripada: http://fiksi.kompasiana.com/prosa/2010/05/16/mengapa-kau-sakiti-ibu-seperti-ini-nak/

Diusia ku yang masuk kepala dua, aku rasa, aku adalah makhluk yang paling beruntung di dunia ini. Dengan fisik yang sangat luar biasa, yang bisa membuat lelaki lain merasa iri, karena tidak di kurnia fisik seperti fisikku, materi yang membuwat aku tidak mengalami kesulitan sedikitpun untuk mendapatkan barang-barang yang aku ingin, pun kini aku genggam.

Anugerah fisk dan materi yang memadai, membuwat aku dengan sangat gampangnya untuk bisa gunta-ganti cewek, se suka ku. Dari mulai cewek yang masih bersegam Putih-Abu, sampai dengan cewek yang sudah berstatus sebagai istri laki-laki lain. Ketika aku menginginkan, aku tidak pernah mengalami kesulitan sedikitpun.

Dalam satu bulan, tidak jarang aku menjalin dan melakukan hubungan sedikitnya dengan 4 orang cewek, tanpa harus merasa terbebani harus bertanggung jawab, toh mereka sendiri merasa beruntung bisa menjalin hubungan dengan aku. Bahkan, kalau lebih dari hanya sekedar menjalin hubungan, mereka merasakan mendapat anugerah yang super besar, karena merasa telah terpilih oleh aku.

Namun, kemudian masalah kecil muncul, ketika aku merasa mencintai pada salah seorang “temen” ku, yang sebelumnya tidak pernah terjadi. Masalah muncul bukan karena dia tidak mau menerima kehadiran Aku. Tapi, karena dia meminta konskwensi dari aku. Karena aku merasa telah “jatuh,” dengan sangat berat hati, akhinya aku sanggupi syarat itu, meskipun sangat berat: Aku harus setia dengan dia, dan melangkah ke jenjang pernikahan.

Dia pengen anak yang dia kandung hasil hubungan nya dengan aku ini mendapatkan status sebagai anak ku.

Masalah besar mncul, ketika aku mencoba memberi tau orang tua ku seputar rencana pernikahan kami. Dengan penuh ke takutan, aku mencoba mencari kata-kata yang pas untuk disampaikan kepada orang tua ku, bahwa, calon menantunya ini telah mengandung anak aku, yang juga calon cucunya.

Dengan penuh ke Grogian, akhirnya kami, aku dan calon istriku, perempuan yang telah mengandung anakku, mendapatkan kesimpulan untuk menceritakan semuanya, tanpa ada yang di buwang sedikitpun dari orang tua ku.

Seketika, kegagahan yang aku bangga-bangakan selama ini, seakan-akan menghilang, laksana biola tak berdawai, tak ada artinya sedikitpun. Aku, yang selama ini telah di sanjung dan dihoramti oleh orang banyak, seketika, merasa teramat sangat kecil, saat ibu mencoba menangapi kabar yang aku berikan, telingaku laksana mendengar gemerincing lonceng yang di deraikan persis di telingaku.

“Nak, kenapa kamu sampai melakukan itu semua, Nak…. Selama ini, Ibu tidak pernah menuntut kamu untuk memenuhi kebutuhan hidup Ibu, meskipun kamu telah lebih dari cukup. Ibu tidak memaksa kamu untuk pulang tiap bulan untuk mengobati kerinduan ibu, karena ibu tau, kamu sibuk. Ibu rela dan ikhlas, tetap mengandalkan usaha Ibu untuk memenuhi kehidupan sehari-hari ibu. Ibu, hanya bisa memandangi photo mu, untuk sedikit mengobati kerinduan padamu Nak. Ibu rela, dan tidak berharap kamu mengganti biaya yang ibu berikan untuk sekolah dan kuliah mu, Nak..Ibu rela… karena itu kewajiban Ibu, Nak…”

“Tapi, kenapa lantas kamu tega menyakiti hati Ibu, Nak… kamu telah melukai hati Ibu, yang entah apakah sangup untuk diobati… Kamu telah mengkhianti Ibu, Nak…. Kamu, yang selama ni Ibu banggakan, ternyata kamu tidak pernah bangga dengan dongeng-dongeng ibu saat kecil sampai dewasa ini, Nak…”

“Nak, Ibu tau, kamu manusia modern yang hidup di kota besar, Nak… kehidupan kamu sekarang sangat jauh berbeda dengan kehidupan kamu di kampong dulu, Nak.. dan itu yang membuat Ibu bangga… kamu telah sukses dan berhasil secara materi.. tapi kenapa justru itu mengalahkan Spiritual dan Emosi mu, Nak..kenapa???”

“Nak, kapan pun dan dimanapun, yang namnya berhubungan badan diluar nikah itu adalah dosa, Nak..Dosa besar… Tidak ada suatu agama pun yang membolehkan itu, Nak… Bukan.. bukan hanya dikampung saja, hokum itu berlaku, Nak..tapi juga berlaku untuk orang-orang yang hidup di kota seperti kamu, Nak… Nak, Ibu sangat terpukul dan merasa sakit hati, dengan kabar yang kamu samapaikan, Nak… Sangat terpukul”

“Entah, apakah Ibu bias memaafakan mu, Nak….meskipun mungkin kamu sudah tidak menghiraukan aku, Ibu mu Nak… Entah, apakah Ibu tidak menaruh dendam, dengan cara membiarkan kamu menginjak rumah yang telah di bangun oleh aku dan Bapakmu ini, Nak… Entah, Nak….”

Sampai dengan kata-kata itu, Ibu tiba-tiba terjatuh. Aku, yang didampingi oleh calon istriku yang juga mengandung calon anakku, mencoba untuk menolong ibu, dengan membawa Ibu ke kamar tidur ibu.

Ketakutanku semakin memuncak, ketika tubuh Ibu tidak memperlihatkan bergerak dengan normal, sebagai cirri nafas yang normal. Detik-demi detik, denyut itu semakin pelan, dan akhirnya…… sama sakli tidak ada….

Ibu, yang saat aku datang beberapa menit yang lalu, menyambut dengan wajah penuh senyum dan sumingah itu, benar-benar telah ditingalkan oleh Ruh nya.

Ruh meninggalkan Ibu, beberapa saat setelah aku memberi kabar bahwa aku akan menikah dengan seorang perempuan yang saat ini telah mengandung anakku…

Ibu, maafkanlah aku, yang selama hidup Mu, aku tidak pernh sekalipun membahagiakan Mu, Ibu…

Ibu, aku tau, perbuatanku telah jauh dari kata-kata “maaf” dari Mu, Ibu….

Tapi, Ibu.. Demi Tuhan yang Nyawaku berada di Tangna-Nya, Aku tidak akan pernah merasa bahagai dalam hidup dan matiku kelak, jika aku tidak mendapatkan maaf, dan restu Mu, wahai malhluk yang sangat di Mulikan Tuhan di dunia ini, Engkau Ibu….

Ibu, maafkan aku, yang telah melupakan nilai-nilai moral dan agama yang senantiasa kau berikan pada ku, sejak aku belajar bicara dan mampu mendengar, Ibu…

Ibu, maafkan aku Ibu…maafkan aku….maafkan aku Ibu…..

20101213

10 sifat menjadi Isteri Solehah

Dicoret oleh; Nurain Shukree at 11:19 am 0 komen dari pembaca
Tatkala melihat foto kawan2 yang dah berkahwin, hatiku terdetik untuk menyingkap rahsia menjadi isteri yang solehah..

Mari hayati pesanan isteri ‘Auf bin Muhlim Ashaibani kepada puterinya ketika hendak bernikah dengan al Haris bin Amr, raja negeri Kandah. Sewaktu utusan diraja hendak membawa pengantin untuk disampaikan kepada raja, ibunya berwasiat kepada anak perempuannya:

Wahai anakku! Kalaulah wasiat ini untuk kesempurnaan adabmu, aku percaya kau telah mewarisi segala-galanya, tetapi ia sebagai peringatan untuk yang lalai dan pedoman kepada yang berakal.

Andai kata wanita tidak memerlukan suami kerana berasa cukup dengan kedua ibu bapanya, tentu ibumu adalah orang yang paling berasa cukup tanpa suami. Tetapi wanita diciptakan untuk lelaki dan lelaki diciptakan untuk mereka.

Wahai puteriku, Sesungguhnya engkau akan meninggalkan rumah tempat kamu dilahirkan dan kehidupan yang telah membesarkanmu untuk berpindah kepada seorang lelaki yang belum kamu kenal dan teman hidup yang baru. Kerana itu, jadilah 'budak' wanita baginya, tentu dia juga akan menjadi 'budak' bagimu serta menjadi pendampingmu yang setia.

Peliharalah sepuluh sifat ini terhadapnya, tentu ia akan menjadi perbendaharaan yang baik untukmu.

Pertama dan kedua, berkhidmat dengan rasa puas serta taat dengan baik kepadanya.

Ketiga dan keempat, memerhatikan tempat pandangan matanya dan bau yang diciumnya. Jangan sampai matanya memandang yang buruk daripadamu dan jangan sampai dia mencium kecuali yang harum daripadamu.

Kelima dan keenam, memerhatikan waktu tidur dan waktu makannya, kerana lapar yang berlarutan dan tidur yang terganggu dapat menimbulkan rasa marah.

Ketujuh dan kelapan, menjaga hartanya dan memelihara kehormatan serta keluarganya. Perkara pokok dalam masalah harta adalah membuat anggaran dan perkara pokok dalam keluarga adalah pengurusan yang baik.

Kesembilan dan kesepuluh, jangan membangkang perintahnya dan jangan membuka rahsianya. Apabila kamu tidak mentaati perintahnya, bererti kamu melukai hatinya. Apabila kamu membuka rahsianya kamu tidak akan aman daripada pengkhianatannya.

Kemudian janganlah kamu bergembira di hadapannya ketika dia bersedih atau bersedih di hadapannya ketika dia bergembira. Jadilah kamu orang yang sangat menghormatinya, tentu dia akan sangat memuliakanmu.

Jadilah kamu orang yang selalu sepakat dengannya, tentu dia akan sangat belas kasihan dan sayang kepadamu.

Ketahuilah, sesungguhnya kamu tidak akan dapat apa yang kamu inginkan sehingga kamu mendahulukan keredaannya daripada keredaanmu, dan mendahulukan kesenangannya daripada kesenanganmu, baik dalam hal yang kamu sukai atau yang kamu benci dan Allah akan memberkatimu.”

Nasihat di atas seharusnya diterima dengan beberapa asas penting:

l Suami yang dicari adalah suami yang beriman lagi taat kepada perintah Allah.

l Ketaatan kepada suami adalah wajib dengan syarat beliau tidak melakukan perkara yang bertentangan dengan syariat Allah.

l Begitulah hukum Allah, di sana sentiasa ada ‘dua bahagian muka syiling’. Kalau diperhati setiap nasihat di atas, perbuatan kita yang positif akan menghasilkan reaksi dan tindak balas positif juga dengan izin Allah.

Saya sering mengingatkan diri sendiri sebagai isteri dari muda hingga sekarang dan masih sangat mempercayai bahawa: "Kita hanya boleh mengubah diri sendiri. Percayalah apabila kita berubah, persekitaran dan orang di sekeliling juga akan berubah secara positif.”


Diperoleh:
http://jendelahikmah05.blogspot.com/2005/08/isteri-solehah-pasti-pelihara-10-sifat.html
Penulis ialah doktor perubatan persendirian dan AJK JIM Pusat

serta boleh dihubungi melalui wanitajim0@yahoo.com

Hak Seorang Anak

Dicoret oleh; Nurain Shukree at 9:42 am 0 komen dari pembaca
Sabda Rasulullah saw :
" Di antara tanggungjawab ibu bapa terhadap anaknya ada tiga iaitu pertama memberikan nama yang baik , kedua, mengajarkan tulisan (ilmu dan adab ) dan ketiga mengahwinkan apabila telah baligh".

A. Berikan nama yang baik kepada anak-anak. Berdasarkan kajian yang telah dilakukan oleh seorang pengkaji Jepun (Dr. Masaru Emoto) telah melakukan ujikaji terhadap molekul-molekul air.

Ini menunjukkan bahawa tindak balas molekul air terhadap kalimah-kalimah yang baik adalah positif dan sebaliknya.

Badan kita kita juga terdiri daripada 70% air (darah).


B. Adalah tanggungjawab ibu bapa untuk mengajarkan ilmu dan adab kepada anak-anak. Ilmu, maksudnya di sini ibu bapa memberi pendidikan kepada anak-anak (fardu ain dan fardu kifayah).

Sabda Rasullullah

"Sesungguhnya seseorang kamu yang mengajar adab kepada anaknya adalah lebih baik baginya daripada beliau bersedekah setengah gantang setiap hari."


C. Mengahwinkan anak apabila telah baligh. Bila ibu bapa mendapat si anak sudah cukup syarat untuk bergelar isteri atau suami maka si ibu dan bapa bolehlah mengahwinkan anak mereka dengan pasangan yang sekufu yang dinilai dari 4 perkara iaitu agamanya, keturunannya, rupanya dan hartanya.

1. Rupa, yang kurang cantik boleh menjadi cantik. Yang kurang handsome boleh menjadi handsome kerana begitu banyak produk kecantikan yang dijual di pasaran.
2. Harta, harta boleh dicari dengan kepesatan teknologi dan ilmu. Banyak perniagaan yang boleh diceburi jika mahu apatah lagi kini banyak peluang-peluang perniagaan yang muncul bagaikan cendawan tumbuh selepas hujan. Tambahan pula 9/10 pintu rezeki adalah daripada berniaga.
3. Keturunan, keturunan atau nasab yang ada pada hari ini sudah banyak yang bercampur-baur. Yang berketurunan Syed mahupun Sharifah juga sudah banyak yang berkahwin dengan orang biasa, yang kerabat diraja juga dah banyak yang berkahwin dengan rakyat jelata.
4. Agama, jadi yang tinggal hanyalah AGAMA yang menjadi kayu ukur dalam pemilihan pasangan.

Oleh itu, ibu dan bapa wajib mengahwinkan anak mereka dengan pasangan yang tepat.

Rasulullah saw pernah bersabda yang maksudnya:
"Sesiapa yang mengahwinkan akan perempuannya dengan lelaki yang fasik maka sebenarnya dia telah memutuskan silaturrahim dengan anaknya."

Rasulullah saw bersabda lagi:
"Jika datang kepada kamu pinangan daripada seseorang lelaki yang kamu redha terhadapnya agama dan akhlaknya, hendaklah kamu terima. Kalau kamu menolaknya, padahnya adalah fitnah dan kerosakan di muka bumi."


Hadis ini lebih merujuk kepada anak gadis, namun kepada si lelaki janganlah kamu menjadi lelaki yang fasik itu.

Namun kita sebagai seorang anak pasti ini yang kita mahukan.

Wahai ayah dan ibuku,

1. Berikan daku makanan daripada sumber yang halal.
2. Sihatkan dan suburkan tubuhku dengan beridah bersama
3. Hindari daku daripada segala bahaya terutama azab neraka
4. Awasi kecenderunganku agar selari dengan syariat
5. Pastikan ilmu fardhu ain daku sempurna
6. Dorongilah daku agar memiliki akhlak yang terpuji
7. Nasihatilah daku dalam menjauhi sifat yang keji
8. Tanamkan rasa bertuhan dan kehambaan di dalam hatiku
9. Suburkan kecintaanku kepada Allah
10. Didiklah daku dengan sunnah Rasullullah
11. Bimbinglah daku dengan ajaran Islam yang lengkap dan sempurna
12. Latih dan Jadikan daku Pejuang Kebenaran
13. Ingatkan daku peranan sebagai khalifah Allah SWT di dunia
14. Doakan daku semoga menjadi anak yang soleh dan solehah.
15. Doakan semoga kita akhirnya berjumpa lagi di Syurga Allah.

Sumber diperoleh: http://www.iluvislam.com/keluarga/ibu-bapa/1277-hak-seorang-anak.html

Kisah Seorang GURU Tadika

Dicoret oleh; Nurain Shukree at 9:28 am 0 komen dari pembaca
Ada seorang cikgu tadika yang tak percaya wujudnya Tuhan. Dia pun berfikir bagaimana hendak mempengaruhi kanak-kanak di tadika tersebut supaya tak percaya wujudnya Tuhan. Tiba-tiba, dia mendapat satu akal...

Guru tadika : Anak-anak, nampak tak pen ini?
Murid-murid : Nampak cikgu.
Guru tadika : Pen ada kan?
Murid-murid : Ada cikgu.

Kemudian guru tadika tadi memasukkan pen itu ke dalam poket dia dan kemudian bertanya lagi..

Guru tadika : Anak-anak, nampak tak pen?
Murid-murid : Tak nampak cikgu.
Guru tadika : Pen ada tak?
Murid-murid : Tak ada cikgu.
Guru tadika : Anak-anak nampak Tuhan tak?
Murid-murid : Tak nampak cikgu.
Guru tadika : Tuhan ada tak?
Murid-murid : Tak ada cikgu.

Guru tadika itu sangat gembira kerana tujuannya untuk mempengaruhi kanak-kanak itu berjaya. Tetapi.. dalam kumpulan kanak-kanak itu ada seorang budak yang pintar yang bernama Amin lalu dia pun mengangkat tangan...

Amin : Cikgu, boleh saya cakap sesuatu?
Guru tadika : Boleh, mari ke depan.
Amin : Kawan-kawan nampak cikgu tak?
Murid-murid : Nampak.
Amin : Cikgu ada kan?
Murid-murid : Ada.
Amin : Kawan-kawan nampak otak cikgu tak?
Murid-murid : Tak nampak.
Amin: Cikgu ada otak tak?
Murid-murid : Tak ada.

- Artikel iluvislam.com

20101210

Sinar Jumaat

Dicoret oleh; Nurain Shukree at 11:12 am 0 komen dari pembaca
Alhamdulillah, hari Jumaat telah kembali lagi.. Semoga lembaran hari ini menjanjikan ibadah yang lebih berkualiti dengan Hijrah baru tahun 1432.


" Tazkirah "

Ubat Pencuci Dosa

Hassan Basri telah bercerita bahawa suatu hari dia bersama seorang pemuda ahli ibadah berkeliling melalui jalan-jalan kecil dan beberapa pekan di negeri Basrah. Tiba-tiba ia bertemu dengan seorang tabib yang sedang duduk di atas sebuah kerusi, di hadapannya ada beberapa orang lelaki, perempuan dan kanak-kanak yang sedang memegang botol berisi air di tangan mereka. Setiap orang meminta tabib itu menyebutkan ramuan ubat bagi penyakit masing-masing.

Hassan Basri mara ke hadapan tabib itu dan berkata, “Tuan tabib! Adakah tuan mempunyai ubat yang boleh mencuci dosa serta menyembuhkan penyakit hati?”.
Berkata tabib itu, “Ya, saya ada”. Lalu pemuda itu berkata, “Berikanlah pada saya”.
 Berkata tabib itu, “Ambillah dari saya sebagai ramuannya sebanyak 10 perkara iaitu :

Ambil olehmu akar kayu fakir dan akar kayu tawaduk dan campurkan dengan pencuci kotoran perut bernama taubat.
Lalu masukkan semua ke dalam lesung redha dan giling sampai halus dengan pengetam.

Qana’ah. Kemudian masukkan ke dalam periuk taqwa dan tuangkan ke dalamnya air hayak (malu).
Lalu didihkan dengan api mahabbah (cinta). Selepas itu pindahkan dia ke dalam mangkuk syukur dan kipaskan dengan kipas angin rajak (harapan). Kemudian minumlah dia dengan sudu pujian. Jika engkau perbuat semua itu, maka dia bermanfaat bagimu, untuk melindungi dirimu dari semua penyakit serta bala di dunia dan di akhirat.



Mendoakan Saudara

Dari Abu Darda ra bahawasanya ia mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Tiada seorang muslim yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan saudaranya, kecuali malaikat berkata, dan untuk kamu pula seperti itu”. (HR Muslim).



Mutiara Kata

Abdullah Antaqi berkata 5 perkara termasuk ubat bagi hati iaitu :

* duduk bersama-sama orang soleh
* membaca Al-Qur’an
* mengosongkan perut dengan berpuasa
* solat malam
* merendahkan diri ketika menjelang Subuh

Petua Imam Syafie : Empat Perkara Menajamkan Mata

* duduk menghadap kiblat
* bercelak sebelum tidur
* memandang yang hijau
* berpakaian bersih

4 Jenis Ibu

* ibu kepada ubat adalah kurangkan makan
* ibu kepada kesopanan adalah sedikit berbicara atau bercakap
* ibu kepada segala ibadah adalah sedikit dosa
* ibu segala cita-cita adalah sabar

Renungan

Sesungguhnya hati orang yang beriman itu dapat merasakan betapa sakitnya membuat dosa. Setitik dosa dirasakan bagai gunung yang menimpa. Terasa jaraknya dari Allah makin jauh. Jalannya semakin terpesong. Hatinya resah gelisah. Dia bagaikan mencari sesuatu yang telah hilang. Lalu Allah menunjukkan jalan. Allah memimpinnya. Allah melihatnya. Allah terima taubatnya. Allah mengasihinya. Alangkah indah hidup bersama Ilahi.

Ya Allah, tidakku sedari selama ini cintaMu tak pernah menyepi,
Rahmat dan kasih sayangMu yang tiada bertepi,
Setiap hambaMu tetap Kau sayangi,
Biarpun banyak dosa yang menghimpit diri ini,
Janji pada hambaMu tak pernah Kau mungkiri,
Maafkanlah,
Redhailah.


Sumber diperoleh: http://sinar.cikedis.com/sinar-jumaat

20101203

Sepetang di bulan Disember...

Dicoret oleh; Nurain Shukree at 3:23 pm 0 komen dari pembaca
Sebenarnya memang tak ada topik yang nak dibualkan, tapi disebabkan waktu ini agak lapang.. dan belum pun aku nak fikir beban.. jadi menulis sebentar semasa teringat.

Musim hujan dah melanda di Johor Bahru ni, bersiap sedia la eak, mana tahu banjir datang. Tak sempat pulak nak alih barang.

Memang sibuk mana pun, mata aku suka nak baca blog orang lain. tengok bahasa dan penulisan mereka. Cara mengolah ayat dan menimbulkan isu. Tapi, yang pastinya isu politik menjadi pilihan. Ye, tiba-tiba mataku terbaca alkisah penulis blog ni cakap pasal "Betina Bodoh". Wah, bukan main hebat ayatnya. Sekaligus menunjukkan sikap sebenar sang penulis itu. Mungkin dia benar-benar marah. Rata-rata ramai yang tidak setuju dengan corak pemerintahan negara ini.

Pun aku masih belum pasti di mana tahap kematangan sebenar penulis atau pemerintahan negara ini. Yang kadang-kadang terfikir di benakku ini, selagi pemerintah tidak mengagihkan saluran dana (kewangan) kepada parti-parti pembangkang dan mencabar mereka untuk menggunakan bajet yang ada untuk disalurkan ke jalan yang dirancang, parti pembangkang tidak dapat menunjukkan kehebatan masing-masing.

Memanglah, apa yang diharap adalah kualiti kepimpinan. Namun, secara tidak langsung, modal kewangan adalah hal yang penting untuk terus membangunkan sesebuah parti.

Hakiktnya, aku menulis tidak pro mana-mana. Melihat senario yang terjadi di negaraku ini membuatkan kadang-kadang naluri ini ingin bercakap juga.

Kalau hanya menuding jari kepada pihak sebelah, tidak akan ada jalan penyelesaiannya. Kenapa tidak bersama-sama mencari sesuatu yang mewujudkan jalan persatuan? Adakalanya kita terlalu berat sebelah. Menyatakan hal ke dunia luar untuk menunjukkan siapa kita di mata mereka. Namun, kita tidak sedari masalah yang sebesar gajah di mata kita.

Kita katakan hal yang remeh. Tapi sebenarnya, itulah kuman. Kuman yang akan menjadi virus. Sampai bila kita dilihat mementingkan diri sendiri, dan rela dicemuh? Kenapa tidak kita bersatu dalam keamanan dan kedamaian?

Bukankah ini hal yang menguntungkan?

Jumaat yang Mulia

Dicoret oleh; Nurain Shukree at 11:09 am 0 komen dari pembaca
Salam Jumaat saudara saudari semua..
Semoga akhir jumaat ini telah memberikan kita pelbagai ilmu dan pengalaman.
Tidak lupa juga,sekiranya ada hari-hari yang bakal datang...
Ingatlah kita dalam mempersiapkan diri di hari Jumaat yang mulia ini.

Bukan menanti cuti di hari Sabtu & Ahad saja ye.. Semoga amalan kita sebelum hari Jumaat ini benar-benar berkualiti dan diterima. Insya Allah.

Selamat Menunaikan Solat Jumaat kepada kaum Adam. Jangan ada yang tak ke masjid pulak ye...

20101202

Terima Kasih...

Dicoret oleh; Nurain Shukree at 3:12 pm 0 komen dari pembaca
Sebagai rakyat Malaysia, saya merasa sangat bertuah dan bersyukur.
Bersyukur kerana hidup selepas zaman merdeka. Pun begitu, saya bersyukur kerana lahir pada pertengahan tahun 80an. Masih dikatakan zaman yang baru nak meningkat naik dan membangun negara Malaysia yang tercinta ini.

Saya merasa bertuah dan bangga kerana lahir dalam keadaan yang cukup sifat. Mempunyai kedua ibu bapa yang perhatian dan mengambil berat tentang pendidikan saya. Begitu juga mempunyai adik-adik yang mampu berfikir secara terbuka. Tida ada manusia yang sempurna di dalam dunia ini. Namun, alangkah indahnya jika kita menghargai kehadiran setiap individu yang ada di sisi kita. Tidak kira sesiapa pun.

Dengan rasa yang sangat bersyukur, walaupun pernah merasa sedikit kehidupan yang payah, namun berkat didikan agama dan asuhan ibu bapa, saya dapat menahan segala perasaan yang kadang-kadang membuak-buak. Zaman beralih zaman. Keinginan manusia melampaui segala-galanya. Namun, saya bersyukur kerana masih hidup dalam keadaan sederhana. Mungkin biarlah perkataan sederhana ini pada saya.

Melihat kehidupan insan-insan lain sering membuatkan saya pasrah untuk menempuh hari-hari yang mendatang. Bukan kita saja yang susah. Dan kesusahan orang lain itu lebih lagi. Maka, bersyukurlah kita.

Ayat "SYUKUR" ini banyak benar saya gunakan kali ini.

Alhamdulillah.. Berada di negara sendiri.. saya melihat telatah ramai manusia. Walaupun belum rezeki saya untuk ke luar negara kecuali Singapura. Saya rasa memadai dengan melihat perangai manusia negara kita sendiri yang pelbagai rencam dan budaya. Persaudaraan yang telah diciptakan ini hasil daripada migrasi dan imigran kaum-kaum sebelum saya.. Malah, hingga kini masih ramai yang suka akan Malaysia. Bukan sebagai destinasi pelancongan, perdagangan, mahupun pekerjaan.

Saya bersyukur melihat ramai orang luar negara sanggup bekerja sebagai tukang sapu di tepi jalan. Buruh binaan yang membuat KLCC dan rumah-rumah yang kita diami ini. Tukang cuci jalanan yang menaiki basikal dari rumah ke rumah. Bai jual roti. Penjual tikar, permaidani dari Pakistan. orang kemboja yang menjual aiskerim di halaman rumah. Orang filipina, bangladesh,yang bekerja dikilang elektronik dan pelbagai kilang di Malaysia. Tidak lupa juga kepada pembantu-pembantu rumah.

Nah, bersyukurlah kita.. dan jangan terlalu memanjakan diri sendiri.
Kadang-kadang kita terlalu berfikiran sempit. Sentiasa mengharapakan simpati. Sedangkan ramai orang luar negara yang susah sanggup datang ke negara ini demi mencari sesuap nasi. Walaupun ada diantara mereka yang tidak makan nasi.


P/s: renung-kan.... betapa besarnya sumbangan....kita atau mereka???
 

Shain Blog Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea